Rabu, 25 September 2013

Cerpen Penyesalan


Suatu saat berjalanlah ketiga sahabat baik, mereka sangat akrab dan masing asing menganggap bahwa kita adalah saudara. Ketika akan pergi ke sebuah acara Ulang Tahun Naira, salah satu teman Yeska dan Tata. Tata meminta Yeska untuk menjemputnya melalui telepon
“Hallo Yes, kamu bisa menjemput aku sekarang?” kata Tata
“Maaf, Ta aku tak bisa sekarang aku sedang di bandara untuk mengantar papa dan mama ke luar negeri” kata Yeska dengan memohon.
“Ya sudah salam untuk Tante Ika dan Om Raihan yaa” kata Tata dengan sedih. Dalam batin ia berkata “sekarang aku akan bagaimana?” tiba tiba ada angkot yang kebetulan arahnya sama ke rumah Naira. Tata langsung melambaikan tangannya untuk memberi isyarat kepada sopir angkot itu.
Tata langsung masuk ke angkot, setelah tiba di perempatan jalan rem angkot tersebut putus semua penumpang panik termasuk Tata, dalam kepanikan soopir angkot tersebut berbicara “cepat keluar dari angkot, sepertinya angkot akan terjun ke jurang” semua penumpang keluar dengan melompat termasuk Tata. Tak sengaja kepala Tata terbentur trotoar hingga berdarah sangat banyak.
Polisi cepat meuju TKP dan memnggil ambulan untuk membawa korban kecelakaan itu. Kring .. kring .. kring bunyi telpon Yeska berbunyi dan segera mengangkatnya “iya hallo”
“apakah anda teman dari Tata”
“iya saya temannya”
“Saudari Tata baru saja mengalami kecelakaan dan sekarang ada di rumah sakit”
“oh iya pak terimakasih atas informasinya” Yeska berkata kepada sopir mobilnya
“Pak sekarang kita ke rumah sakit ya”
“baik non” Yeska langusng menelpon Naira dan mengajak untuk menjenguk Tata di rumah sakit. yeska sangat menyesal karena tidak bisa menjemput Tata kalau saja dia menjemput Tata tidak akan ada kejadian seperti ini.
Yeska dan Naira sampai di rumah sakit langsung bertanya kepada receptionis. “Bak saudari tata di ruang mana?”
“Ada di ruang Melati”
“terimakasih mbak”
“sama sama”.
“Tata” Yeska dan Naira memanggil Tata tapi tampaknya dia mengalami amnesia
“Dok teman saya ini sakit apa?”
“dia sakit amnesia dan kira kira sembuh 1 – 2 bulan lagi”
“terimakasih dok”
“sama sama saya keluar dulu”
“Kamu siapa?” kata Tata dengan memegang kepala yang diperban.
“Apakah kamu kenal aku?” kata Yeska
“Tidak kamu siapa?” kata Tata dengan linglung
“Aku Yeska Tata” kata Yeska dengan menangis
“dan apakah engkau kenal aku?” tanya Naira kepada tata
“Ya aku kenal kau, kau Naira kan” kata Tata dengan agak mengingat ingat
“Ya betul tapi kenapa engkau tidak kenal Yeska?”
“Aku tidak tau aku tidak tau siapa dia” kata Tata dengan menunjuk Yeska.
Yeska berlari keluar ruangan dan menangis tersedu sedu ..

0 komentar:

Posting Komentar